17 Apr 2012

'Chemo Bath', Pengobatan Kanker dengan Memandikan Bagian Dalam Perut

img
Dawn Green (dok: Dailymail)

Jakarta, Penderita kanker usus biasanya diobati dengan kemoterapi yang dikombinasi dengan pembedahan usus yang terkena kanker. Tapi sebuah cara baru yang dinamakan 'Chemo Bath' bisa memberikan peluang hidup yang lebih baik untuk penderitanya.


'Chemo Bath' dilakukan dengan mengisi rongga perut diisi dengan cairan kemoterapi hangat selama 90 menit dan pasien mendapatkan anestesi. Hal ini diantara pasien dikenal sebagai MOAS (Mother Of All Surgeries).

Prosedur ini baru dimodifikasi untuk mengobati berbagai bentuk umum dari kanker yang bisa menyebar ke perut. Saat ini banyak pasien kanker yang telah menyebar luas ke perut, dengan chemo bath bisa meningkatkan harapan hidup. Prosedur ini memiliki nama resmi Hyperthermic Intraperitoneal Chemotherapy.

"Pengobatan ini disebut mandi karena bagian dalam perut dimandikan dengan cairan kemoterapi yang dipanaskan untuk meningkatkan kemungkinan sel-sel kanker dimatikan," ujar Dr Sarah O'Dwyer, konsultan bedah kanker di The Christie hospital seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (17/4/2012).

Dr O'Dwyer menuturkan dengan dipanaskan hingga suhu 42 derajat Celsius mampu membunuh sel kanker tanpa mempengaruhi sel-sel normal di dalam tubuh. Jika obat ini diberikan dalam sirkulasi umum maka suhu tersbeut membuat tubuh memanas dan jantung akan berhenti.

Prosedur ini sudah disetujui oleh badan pengawas kesehatan dari pemerintah, National Institute for Health and Clinical Excellence pada Februari 2010 dan ada sekitar 180 prosedur setahun.

Sampai saat ini tidak ada pasien yang meninggal selama melakukan chemo bath, meski ada 1 persen pasien yang meninggal dan itu karena komplikasi seperti infeksi atau kegagalan organ.

Dr O'Dwyer percaya banyak pasien yang bisa memperoleh manfaat dari perawatan ini, namun sayangnya banyak dokter yang tidak tahu. Saat ini banya pasien kanker usus yang mendapat perawatan paliatif, padahal dengan chemo bath bisa memberinya kesempatan lebih lama untuk bertahan hidup.

Salah satu pasien yang melakukan 'Chemo Bath' adalah Dawn Green (34 tahun). Ketika Dawn Green didiagnosis kanker 4 tahun lalu, dokter menyampaikan bahwa tidak ada yang bisa dilakukan lagi dan usianya hanya 3 bulan lagi. Tapi ia tidak menyerah, dengan melakukan 'chemo bath' kini ia masih bisa bertahan.

Saat dokter mengatakan usianya tak panjang lagi Dawn pun membuat rencana pemakaman dan menjelaskan pada kedua putrinya, Megan (10 tahun) dan Kirsten (11 tahun) bahwa ia akan meninggal. Namun saat bersamaan ia juga mulai mencari apakah ada sesuatu yang bisa membantunya tetap bertahan.

"Saat didiagnosa pada Januari 2008, saya tidak diberi tahu nama kanker saya apa. Saya pun ingin mengetahui lebih lanjut tentang hal itu, seperti apa penyebabnya," ujar Dawn.

Saat tengah pencarian tersebut ia menemukan bahwa dirinya memiliki kanker yang disebut pseudomyxoma peritonei (PMP) yang biasanya dimulai di usus buntu dan sering menyebar ke rongga perut, ke dalam ruang antara organ dan dinding perut.

Dawn memang telah mengalami sakit perut kronis selama 15 bulan sebelum akhirnya ia didiagnosis, awalnya dokter mengira ia memiliki masalah di kandung empedu karena seringkali terjadi salah diagnosis.

Ia pun mengunjungi 2 rumah sakit yaitu The Christie di Manchester dan Basingstoke and North Hampshire Hospital hingga akhirnya dokter menawarkan perawatan chemo bath.

Dokter pun melakukan operasi selama 12 jam untuk mengangkat semua jaringan kanker di dalam tubuh yang sudah meliputi kandung empedu, limpa, rahim, ovarium, saluran telur, leher rahim, pusar dan rektum.

Hal ini kemudian diikuti oleh 'chemo bath' yang mana rongga perut diisi dengan cairan kemoterapi hangat selama 90 menit dan pasien mendapatkan anestesi.

Sekarang setelah 4,5 tahun dari saat dokter menyatakan pada Dawn bahwa hanya punya waktu 3 bulan untuk hidup, ia masih bisa bertahan hingga kini. Meski ia masih harus berjuang mengatasi masalah kelelahan dan gangguan usus.

"Chemo bath telah memberikan kesempatan pada saya untuk melihat anak-anak perempuan saya tumbuh hingga kini usianya 14 dan 15 tahun, serta menghabiskan waktu bersama mereka," ujar Dawn.

Vera Farah Bararah - detikHealth

Tidak ada komentar:

Posting Komentar