3 Agu 2009

Asam Urat Terbukti Memicu Hipertensi

NEFROLOGI – ilmu yang mempelajari anatomi, faal, dan penyakit ginjal— mengalami perkembangan cukup pesat. Tetapi sejumlah pasien gagal ginjal stadium akhir masih menunjukkan peningkatan yang cukup meresahkan. Karena itu, berbagai penelitian mencakup diagnostik, pengobatan, dan mekanisme gangguan penyakit yang ditinjau dari berbagai aspek, baik klinik, patologi anatomi, maupun biologi molekuler, dipaparkan dalam berbagai sesi ilmiah di The 9th Asian Pasific Congress of Nephrology yang berlangsung di Pattaya, Thailand tanggal 16-20 Februari lalu.
Kongres tersebut diikuti sekitar 1.400 peserta yang berasal dari 35 negara, antara lain Australia, Selandia Baru, Singapura, Malaysia, Filipina, Brunei, India, Sri Lanka, Pakistan, RRC, Taiwan, Hong Kong, Jepang, Korea, Amerika Serikat, dan Indonesia. Juga hadir beberapa peserta dari Eropa, yakni Belanda, Yugoslavia, Inggris, dan Polandia.
Pada sidang organisasi, Presiden Asia Pacific Society of Nephrology, Dr. Myung Jae Kim (Korea) menyerahkan jabatannya kepada presiden terpilih Dr. Hideto Sakai dari Jepang. Sementara pada sidang-sidang ilmiah serta poster presentasi dibahas berbagai masalah penyakit glomerular (saringan ginjal), tubular, hipertensi, batu ginjal/saluran kemih, penyakit-penyakit ginjal kronis, gagal ginjal akut, dialisis (cuci darah), transplantasi, penyakit tropis yang berkaitan dengan ginjal, penyakit-penyakit imunologi, dan berbagai penyakit ginjal anak. Ada juga satu sesi khusus membahas pendidikan spesialisasi di bidang Nefrologi di Asia Pasifik. Tampil pembicara dari ISN (International Society of Nephrology), dari RRC, India, Indonesia dan Thailand. Pembicara dari Indonesia adalah Prof. Wiguno Prodjosudjadi, Ketua Umum Pernefri (Perhimpunan Nefrologi Indonesia), memaparkan sistem pendidikan konsultan ginjal hipertensi di Indonesia yang dilaksanakan di berbagai Fakultas Kedokteran di Indonesia. Ada hal unik yang dikemukakan pembicara dari Filipina, yakni para spesialis Nefrologi saat ini semuanya berada di kota Metro Manila dan sekitarnya, belum ada di pulau lain. Berbeda dengan Indonesia yang sudah tersebar paling tidak di kota-kota besar, seperti Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Makassar, dan Manado. Asam Urat dan Hipertensi Pada simposium Hipertensi dan Ginjal, diadakan pada 17 Februari siang, Dr. Richard J. Johnson dari Baylor College, Texas dalam makalah berjudul New Roles for Uric acid in the Pathogenesis of Hypertension and Renal Diseases memaparkan sejak lama diamati bahwa pada pasien hipertensi ditemukan peninggian asam urat. Dari berbagai penelitian mulai terungkap lebih banyak ”rahasia” asam urat. Misalnya, asam urat ternyata juga merangsang sistem renin angiotensin, sehingga memacu peninggian tekanan darah. Pada binatang percobaan, hiperurisemia (kadar asam urat darah yang tinggi) menyebabkan penebalan dinding arteri di ginjal, khususnya pembuluh arteriol efferen, sehingga terjadi arteriosklerosis yang selanjutnya menyebabkan hipertensi. Melalui beberapa zat mediator peradangan, asam urat juga menyebabkan proliferasi sel-sel ginjal yang pada gilirannya merusak saringan ginjal. Memang masih diperlukan penelitian-penelitian lanjutan tentang asam urat, tapi peninggian asam urat ternyata tidak hanya menyebabkan radang sendi, penumpukan asam urat di ginjal dan batu ginjal, tetapi sekarang juga terkait dengan hipertensi. Namun untunglah, kemajuan di bidang biologi molekuler menghasilkan pengobatan penyakit ginjal menjadi lebih canggih, yaitu dengan melakukan blokade zat mediator atau pemicu proses inflamasi. Blokade dilakukan terhadap zat-zat sitokin seperti IL-1, TNFalpha, dan MIF. Blokade-blokade yang spesifik ini menghasilkan perbaikan-perbaikan tertentu seperti berkurangnya proteinuria, gambaran kerusakan sel yang lebih baik, dan sebagainya. Di samping keberhasilan, masih ada juga kegagalan-kegagalan yang ditemui pada blokade ini seperti misalnya timbulnya sepsis. Penelitian lanjutan masih diperlukan agar bentuk terapi ini dapat diterapkan secara rutin di klinik.. Pembicara terkenal di bidang batu ginjal, Dr. Charles Pak dari University of Texas- Dallas membahas tentang penderita batu tipe hiperkalsiuria. Pasien-pasien ini perlu menghindari porsi protein dan garam yang tinggi dalam makanan agar tidak meningkatkan pengeluaran kalsium di urin. Hal ini terbukti terjadi pada pasien yang menjalankan Atkins Diet untuk mengurangi berat badan. Penderita batu ginjal juga perlu diteliti kemungkinan terjadinya osteoporosis, karena kalsium yang terus-menerus dibuang ginjal dalam jumlah besar dapat mengakibatkan penarikan kalsium dari tulang (bone loss). Sementara Dr. David Barker, Direktur Medical Research Council Inggris mendiskusikan penyebab hipertensi dan berbagai penyebab penyakit lain yang bermula dari kondisi pada masa bayi dalam kandungan. Bayi-bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang karena nutrisi buruk selama kehamilan, ketika menginjak dewasa akan menderita hipertensi pada umur 40 tahun. Penelitian di bidang nefrologi memang berkembang, terlebih ketika pengetahuan biologi molekular berkembang pesat. Tetapi di lain pihak, statistik peningkatan pasien gagal ginjal tahap akhir masih bersifat ”epidemik” (lihat gambar). Berbagai upaya telah dilakukan, makin banyak diterbitkan pedoman untuk penanganan penyakit ginjal-hipertensi, teknologi makin canggih, namun terasa masih jauh dari cukup. Jalan terbaik yang bisa dilakukan adalah menemukan penyakit ginjal secara dini dalam stadium awal, mengobatinya, dan memonitornya dengan tekun bila cenderung masuk dalam golongan kronik. Semuanya ini pada dasarnya tindak pencegahan, suatu tema yang klasik tetapi diangkat kembali oleh ISN (International Society of Nephrology). Pada penelitian di Amerika Serikat disimpulkan bahwa keterlambatan rujukan kepada dokter konsultan nefrologi juga mengakibatkan lebih banyak terjadi peralihan kondisi penyakit ke stadium yang lebih tinggi.
Oleh Dr. NICO A. LUMENTA, K.Nefro Penulis adalah Konsultan Nefrologi dan anggota Pernefri (Perhimpunan Nefrologi Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar