10 Okt 2009

Kunyit ( Kunir )

Kunir atau kunyit (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika.
Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan . kunyit adalah rempah-rempah yang biasa digunakan dalam masakan di negara-negara Asia. Kunyit sering digunakan dalam masakan sejenis gulai, dan juga digunakan untuk memberi warna kuning pada masakan. Produk farmasi berbahan baku kunyit, mampu bersaing dengan berbagai obat paten, misalnya untuk peradangan sendi ( arthritis- rheumatoid ) atau osteo-arthritis berbahan aktif natrium deklofenak, piroksikam, dan fenil butason dengan harga yang relatif mahal atau suplemen makanan (Vitamin-plus) dalam bentuk kapsul. Produk bahan jadi dari ekstrak kunyit berupa suplemen makanan dalam bentuk kapsul (Vitamin-plus) pasar dan industrinya sudah berkembang. Suplemen makanan dibuat dari bahan baku ekstrak kunyit dengan bahan tambahan Vitamin B1, B2, B6, B12, Vitamin E, Lesitin, Amprotab, Mg-stearat, Nepagin dan Kolidon 90. Penggunaan : Umbi akar yang berumur lebih dari satu tahun dipakai sebagai ubat (umbi akar bersifat mendinginkan, membersihkan, mempengaruhi bagian perut Khususnya pada lambung , merangsang, melepaskan lebihan gas di usus, menghentikan pendarahan dan mencegah penggumpalan darah) selain dari itu juga digunakan sebagai bahan dalam masakan. Kunyit juga digunakan sebagai obat anti gatal dan anti kejang serta mengurangi pembengkakan selaput lendir mulut. Kunyit dikonsumsi dalam bentuk perasan yang disebut filtrat, juga diminum sebagai ekstrak atau diguna sebagai salap untuk mengubati bengkak.Kunyit juga berkhasiat untuk menyembuhkan hidung yang tersumbat, caranya dengan membakar kunyit dan menghirupnya
Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae.

Kunyit, Menghaluskan Kulit & Memperlancar Haid

BELAKANGAN, semboyan back to nature memang marak didengungkan, khususnya di dunia kesehatan dan kecantikan. Karena perkembangan zaman, sering sekali orang melupakan produk-produk tradisional memiliki banyak manfaat yang lebih aman bagi manusia, salah satunya kunyit. Kunyit pun memiliki segudang manfaat. Selain untuk bumbu dapur, kunyit juga mampu digunakan untuk obat tradisional baik menjaga kesehatan maupun kecantikan. Apa saja kandungan yang ada di dalam kunyit dan bagaimana cara memanfaatkannya? Kunyit sejak dulu diyakini memiliki manfaat yang besar untuk kehidupan. Kunyit pun identik dengan kecantikan tubuh. Pasalnya, para putra-putri keraton yang memiliki kulit cerah dan mulus kerap menggunakan perawatan tradisional yang salah satunya berbahan dasar kunyit. Di negara-negara seperti India, Cina, Srilanka, kunyit menjadi komoditi berharga yang dibudidayakan secara serius, karena besarnya permintaan pasar terhadap kunyit dan tentu menjadi ladang uang yang besar bagi mereka. Kunyit yang dalam bahasa saintifiknya bernama Curcuma Domestica Val biasa digunakan oleh masyarakat kita sebagai bumbu dapur untuk memberi warna kuning pada masakan. Namun dibalik pesona warnanya, kunyit memberikan tawaran jauh lebih berharga karena khasiat yang dikandungnya. Penduduk Indonesia juga sudah tidak terlalu asing dengan penggunaan kunyit sebagai obat. Di Indonesia, kunyit mudah tumbuh hampir diseluruh wilayah, seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, kepulauan Maluku, dan Irian. Kemampuannya mengobati berbagai jenis penyakit dan ekspansinya di dunia kecantikan, membuat kunyit semakin dicari. Rempah yang banyak digandrungi para ibu untuk mewarnai masakannya, kini juga turut digandrungi para pakar kesehatan dan kecantikan. Meski kunyit sudah dikenal sejak dulu sebagai campuran jamu yang merupakan warisan nenek moyang, namun penggunaan kunyit tidak sesemarak saat ini. Hal ini dilatarbelakangi oleh animo masyarakat terhadap pengobatan alamiah. Masyarakat mulai menyadari bahwa apapun yang bersumber dari alam, akan memberi manfaat yang aman. Selaras dengan alam adalah cara bijak untuk menjalankan kehidupan. Kira-kira begitulah semboyannya. Saat obat-obat kimia yang dibuat dengan teknologi modern ternyata terbukti sering memberi efek negatif, industri farmasi mulai mengembalikan peran alam bagi kesehatan. "Obat herbal sangat aman untuk digunakan dan tidak mengandung efek samping, berbeda dengan obat kimia sebagai zat aditif yang lebih rentan dengan efek samping," ungkap dr Erna Cipta Fahmi, pakar herbal. Cara kerja obat herbal berbeda dengan obat konvensional. Obat konvensional sifatnya menekan gejala yang muncul, sedangkan obat herbal lebih bersifat menstimulasi, memberdayakan, dan membangun sistem pertahanan tubuh. Obat herbal bertumpu pada penyebab dan tidak sekadar menghilangkan gejala yang muncul, jadi lebih ampuh dan aman. Kunyit merupakan salah satu obat herbal yang kaya khasiat, baik bagi kesehatan maupun kecantikan. Selain itu, kunyit juga digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit. "Kunyit mengandung zat sebagai anti radang, antiseptik dan pencegah kanker. Sebagai zat antiradang, antiseptik dan pencegah kanker. Sebagai zat anti radang, kunyit berkhasiat untuk mengobati gatal-gatal pada kulit, kista bahkan kanker rahim," ujar dr Erna. Selain itu, kunyit juga merupakan jenis obat herbal yang berfungsi sebagai imunostimulan untuk menjaga keseimbangan stamina. "Kunyit dapat dicampur dengan jenis obat herbal lainnya tanpa menimbulkan efek samping, meski dikonsumsi setiap hari. Misalnya dalam bentuk jamu. Kunyit juga berkhasiat untuk menghilangkan maag, keputihan dan peluruh darah haid agar cepat selesai, serta menghilangkan rasa nyeri saat haid," tambahnya. Untuk keputihan, Anda dapat menggunakan dua rimpang kunyit, satu genggam daun beluntas, satu gagang buah asam, sepotong gula kelapa atau aren. Semua bahan direbus hingga mendidih dengan menggunakan satu liter air kemudian disaring. Minumlah secara rutin sati gelas sehari. Dalam farmakologi China dan pengobatan tradisional lain disebutkan bahwa tumbuhan ini memiliki sifat menghentikan perdarahan, anti inflamasi, dan menambah nafsu makan. Hasil penelitian menunjukkan, tanaman ini bersifat antineoplastic (merusak pembentukan ribosom pada sel kanker atau menghambat pertumbuhan sel kanker). Bagian yang digunakan untuk pengobatan ini adalah rimpang dan daun. Bahkan hasil penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa kunyit juga ampuh untuk mengusir Virus Avian Influenca atau yang kita kenal dengan virus Flu Burung. Ada beragam cara penggunaan kunyit bagi kesehatan. Misalnya, untuk mengobati luka koreng, lebam atau gatal-gatal. Masalah ini dapat diatasi dengan menggunakan kunyit yang ditumbuk dan dicampur dengan minyak, lalu dioleskan di area yang bermasalah. Khusus wanita, untuk merangsang pengeluaran ASI saat menyusui dapat menggunakan pupuk kunyit yang disapukan pada payudaranya. Dan masih banyak lagi cara
pengobatan dengan kunyit ini.

Kunyit, Obat Anti Kanker Masa Kini

Tradisi nenek moyang kita memang ajaib. Entah apa yang menggerakkan pikiran mereka jaman dulu sehingga mereka bisa dikatakan pandai dan berbudaya tinggi termasuk dalam soal pengobatan dan kesehatan. Kita sekarang lebih mengenal obat-obat sintetik dibandingkan obat dari bahan alam padahal ternyata alam telah menyediakan semua kebutuhan jika kita bisa mengolahnya. Baru-baru ini dihasilkan penelitian yang benar-benar melengkapi deretan manfaat kunyit yang telah lama diketahui bermanfaat bagi kesehatan. Bumbu dapur, si kuning yang getir, si buruk rupa ini ternyata nasibnya seperti “kere munggah bale ̄, popularitasnya benar-benar bakal menanjak setelah hasil penelitian tersebut dipublikasikan.
Tim riset hasil kolaborasi beberapa universitas dan badan riset di Korea Selatan, membuktikan secara in vitro dengan analisa SPR (Surface Plasmon Resonance) maupun in vivo dengan analisa APN-specific antibody competition, bahwa salah satu senyawa aktif yang terkandung di kunyit ternyata mampu menahan laju pertumbuhan kanker.
Kurkumin, si Jagoan
Dalam artikel berjudul “Kunyit Antibakteri dan Obat Masa Depan” di Kompas Cyber Media, rubrik Ilmu Pengetahuan edisi Sabtu, 27 April 2002, telah dijelaskan beberapa komposisi utama penyusun kunyit yaitu minyak atsiri, furmerol, sineol, zingiberin, borneol, karvon, dan kurkumin. Ternyata seperti dugaan para ahli sebelumnya, kurkuminlah (senyawa fenolik alam), yang memiliki potensi dalam pengobatan kanker. Penelitiannya sendiri melibatkan proses pengujian atau dikenal sebagai ‘screening process ̄ terhadap kurang lebih 3000 jenis senyawa yang diperkirakan aktif menghambat pertumbuhan sel kanker dan akhirnya diperoleh fakta bahwa senyawa kurkumin memiliki aktivitas kemopreventif. Kurkumin adalah senyawa turunan fenolik dari hasil isolasi rimpang tanaman kunyit (Curcuma longa). Senyawa tersebut memiliki 2 gugus vinilguaiacol yang saling dihubungkan dengan rantai alfa beta diketon.
Penemuan tentang kehebatan kurkumin ini tak lepas dari semakin majunya pemahaman dunia medis tentang mekanisme pertumbuhan sel kanker. Walaupun sejak awal 1990-an telah diketahui bahwa kurkumin memang memperlambat pertumbuhan sel kanker baru, namun masih sedikit informasi tentang perannya dalam memerangi kanker. Ternyata dari hasil penelitian terakhir bisa sedikit terkuak proses kurkumin menahan kanker, yaitu dengan menghambat laju pertumbuhan pembuluh darah baru. Pada penderita kanker, umumya diawali dengan proses menjalarnya sel kanker melalui pembuluh darah (metastasis) dan tumbuh disembarang jaringan menjadi tumor. Seiring dengan itu, terjadi pula pertumbuhan pembuluh darah baru (angiogenesis) menyebar ke arah berkembangnya tumor. Angiogenesis ini diperlukan oleh sel tumor sebagai saluran penyedia nutrien, oksigen dan sirkulasi kotoran agar dapat terus tumbuh dan menyebar.
Mekanisme Kerja Kurkumin
Mekanisme kerja kurkumin sesungguhnya masih belum bisa dijelaskan tapi rupanya dia dapat terikat dengan enzim aminopeptidase N, (APN) dan menghambat aktivitas enzimatiknya. APN adalah suatu enzim yang terdapat pada jaringan membran di dalam tubuh (dikenal sebagai zinc-dependent metalloproteinase) dan bertanggung jawab terhadap angiogenesis dan pertumbuhan tumor. APN tersebut yang berfungsi membongkar protein pada permukaan sel jaringan tubuh sehingga sel kanker dapat mengambil alih kedudukan sel jaringan tadi dan tumbuh tak terkendali. Dugaan sementara, kemungkinan besar ikatan tak jenuh (ikatan rangkap), alfa dan beta di sekitar gugus keton pada kurkumin membentuk ikatan kovalen dengan dua nukleofil asam amino yang terdapat pada situs aktif APN dan mampu menghambat (inhibit) aktivitasnya secara tak-dapat balik (irreversible).
Sekarang ini bahkan senyawa kurkumin telah masuk fase pertama uji coba klinis untuk menahan kanker usus besar. Walaupun hasil penelitian ini juga menginpirasi kalangan ilmuwan untuk meniru atau memodifikasi sruktur kurkumin, namun kelebihan senyawa kurkumin hasil isolasi dari kunyit adalah sifatnya yang alami dan kemungkinan hanya sedikit memberikan efek samping terhadap penderita kanker.
Prospek di Indonesia
Melihat hasil yang menggembirakan dari hasil penelitian di atas tentunya kita tidak boleh tinggal diam. Apalagi Indonesia memiliki variasi tumbuhan kunyit lebih banyak dan merupakan salah satu penghasil kunyit terbesar di dunia (produksi kurang lebih 12 ton/ha). Jika sekarang negara-negara penguasa iptek tengah gencar mempatenkan banyak plasma nutfah yang berasal dari negara-negara tropik semacam Indonesia, maka kini saatnya kita melakukan tindakan pencegahan. Tentunya dukungan dari pemerintah dan gairah penelitian khususnya tentang bahan alam sangat besar peranannya dalam hal ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar